Kenapa Rabbit Hole?

Sebab Rabbit Hole dibuat dengan kesungguhan dan cinta. Ditulis oleh Devi Raissa, seorang psikolog anak professional dan Guntur G. sebagai ilustrator, buku-buku Rabbit Hole tidak hanya menghibur, tapi juga edukatif. Sebagai orang awam di bidang parenting, tentu seringkali saya kurang mengerti mana yang lebih baik dan mana yang kurang. Karenanya, referensi itu perlu.

Beberapa buku Rabbit Hole saya beli jauh sebelum menikah. Untuk apa? Untuk saya amati. Haha. Saya selalu mengusakan skimming* terlebih dahulu buku yang akan diberikan pada anak-anak, entah keponakan, anak didik atau sekarang, anak biologis. Saya ingat sekali waktu itu membeli tiga buku Rabbit Hole yang berjudul Suara Apa Itu?, Papa, dan Cilukba.

Kesan pertama, “Wah! Buku ini menarik banget!”

Sebagai orang yang (waktu itu) belum punya anak, membaca buku Rabbit Hole seperti diajak untuk mengenal dunia dari sudut pandang anak-anak. “Ternyata begini ya cara anak kecil melihat dan menilai..” begitu.

Dari Rabbit Hole, saya belajar banyak hal, yang paling utama adalah bagaimana anak-anak melihat dunia mereka sejak bayi. Bagaimana bayi umur 0 bulan melihat lingkungan sekitarnya dengan warna hitam putih saja atau warna-warna kontras. Bagaimana anak-anak mengenal emosi dan mengungkapkan perasaan mereka. Dan bagaimana anak-anak menalar kehidupan di sekitar mereka.

Selain itu, Rabbit Hole tidak pernah main-main dengan fisik bukunya. Beberapa dibuat dengan fitur pop-up, dorong-tarik, putar-geser, buka-tutup. Lalu dicetak dengan kertas ivory yang food grade sehingga aman untuk anak-anak yang sedang memasuki fase oral. Overall, semua bukunya premium.

Kini, setelah memiliki anak, saya semakin yakin dengan Rabbit Hole. Betul memang, perkembangan anak di umur 1 tahun belum terlihat meskipun distimulasi dengan baca buku sejak 0 bulan, namun setelah satu tahun. BOOM! Kosa katanya meledak dan cepat sekali memahami kosa kata baru.

Tentu, tentu semua itu diiringi dengan faktor eksternal lainnya. Misalnya, kemampuan orang tua dalam membacakan buku, memancing rasa ingin tahu dan cara berkomunikasi dengan anak.

Saya tidak bilang parenting saya sempurna, toh bagaimanapun saya tetaplah orang awam. Tapi saya mau mencari tahu, belajar, dan kini mau berbagi pengalaman. Dan ini yang seringkali menjadi PR untuk orang tua: belajar bercerita pada anak. 😊

Pada akhirnya, terima kasih Rabbit Hole karena membuat buku yang amat sangat bagus, yang menjadi edukasi tidak hanya untuk anak, tapi juga orang tua.

Apakah buku Am hanya dari Rabbit Hole?

Tentu tidak. Buku-buku lainnya sangat beragam. Ada buku fabel billingual dari DAR! Mizan, Serial Adab Anak Islam dari Ziyadbooks, legenda, Kisah Rasul, dan fabel berbahasa Jawa yang saya dapat gratis dari seorang penulis baik hati. *membaca cepat untuk mendapatkan gambaran umum dari materi bacaan.

*skimming: membaca cepat untuk mendapatkan gambaran umum dariĀ materiĀ bacaan.

Yuk nilai postingan ini
[Total: 2 Average: 5]

Tinggalkan komentar